Jumat, 29 Desember 2017

Pribadi Abdul Somad

*Renungan Senja*

Ustadz ABDUL SOMAD: THE PHENOMENON

Oleh: DR. Moeflich Hasbullah
Pakar Sejarah Islam, Dosen UIN Sunan Gunung Djati

Lelaki muda Riau kurus ini, kini sudah jadi fenomena. Fenomena dalam gerakan Islam Indonesia kontemporer. Bisa dikatakan, ia fenomena baru pasca Habib Rizieq. Bedanya, Rizieq pemimpin pergerakan (FPI) dan penggerak massa, Abdul Somad pendakwah, da'i, muballigh. Kedua-duanya ulama berkharisma. Rizieq seorang habib, Abdul Somad bukan. Dua-duanya berwatak keras, bersuara lantang, ucapannya tegas dan wawasan keislamannya luas. Kelebihan Abdul Somad dari Rizieq adalah penguasaan sumber kitab-kitab klasiknya lebih lengkap.

Dalam diri Abdul Somad, banyak kelebihan yang merupakan gabungan dari beberapa sosok ulama-muballigh masyhur di Indonesia. Lebih dari KH. Zainuddin MZ, Abdul Somad menguasai sumber-sumber klasik Islam atau kitab kuning sebagai sumber keilmuan dakwahnya. Bila Zainuddin MZ hafal membacakan teks Arab dakwahnya, Abdul Somad dengan nama kitabnya, nama pengarangnya, teks kalimatnya dan konteks kitab yang dikutipnya itu. Dan dalam penyebutan itu, ia hampir tidak pernah ada jeda berpikir dulu, daya ingatnya luar biasa, informasi sumber kitab langsung mengalir dari ingatannya. Kalangan ulama, kyai, habaib, ustadz dan muballigh angkat topi atas penguasaan sumber-sumber kitab klasiknya, semuanya hormat.

Yang unik dari Abdul Somad adalah hubungannya dengan NU. Dia orang NU tapi tidak seperti ulama-ulama NU lainnya yang umumnya berseberangan dengan mainstream atau dengan umat di luar NU. Pikiran Abdul Somad tidak mewakili NU tapi mewakili independensi keilmuan dirinya dan umat Islam. Abdul Somad orang NU tapi membenarkan khilafah dengan dasar kutipan kitabnya yang kuat dan juga simpatik pada Erdogan, bahkan mengidolakannya, yang rata-rata orang NU tidak suka.

Bila dikelompokkan dengan ulama NU lainnya, mungkin ia sejalur dengan KH. Hasyim Muzadi yang ketegasannya sama. Suara keduanya mewakili umat Islam bukan hanya mewakili NU, tapi di NU tetap diterima. Hasyim di jajaran ulama senior, Abdul Somad yunior.

Di kalangan para habib NU, Abdul Somad juga diterima karena kedalaman ilmunya. Ia diundang ke halaqah habaib NU diberi kesempatan bicara yang menunjukkan ke NU-an Somad dan sebelumnya dengan takzim mencium tangan Habib Umar bin Hafidz dan Habib Luthfi Yahya yang kharismatik.

Mungkin Abdul Somad lebih mewakili NU garis lurus bersama Gus Nur tapi beda popularitas, wawasan dan kematangan emosi. Kematangan emosinya Somad bahkan jauh dibandingkan dengan Ketua PBNU sendiri, Aqil Siraj. Tak heran, sebagian kalangan NU ada yang mengharapkan Abdul Somad memimpin NU menggantikan Aqil Siraj. Prediksi saya, bila itu terwujud, citra NU di masyarakat Muslim non NU akan jauh membaik yang selama ini seolah selalu menempatkan diri harus selalu berseberangan dengan gairah keislaman baru yang sedang berkembang.

Di luar NU, Abdul Somad juga pernah sowan ke Amien Rais di Yogyakarta yang merepresentasikan pemimpin senior Muhammadiyah, profesor dan cendekiawan Muslim senior yang tetap konsisten di sayap kritis atas penyelenggaraan pemerintahan. Dengan tawadhu dan pengakuan, kepada Prof. Amien Rais, Abdul Somad meminta nasehat dan Amien Rais pun memberinya nasehat agar Abdul Somad berhat-hati untuk tidak menjadi ulama yang datang ke penguasa dan mengetuk-ngetuk pintu istana.

Bukan mustahil, sarjana alumni Mesir dan Maroko yang kurus, cerdas, tegas, berilmu dan independen ini, akan menjadi pemimpin alternatif Islam Indonesia masa depan yang diterima semua golongan. Sosoknya jarang ada pada ulama-ulama lain yang selama ini dikenal. Ceramah-ceramahnya padat ilmu dan humor-humornya segar. Ia tegas tapi fleksibel, militan tapi juga kultural.

Dalam diri Abdul Somad ada kultur NU, ada kemajuan Muhammadiyah, ada nahyi munkar FPI, ada aspirasi para habaib, ada penerimaan pada khilafah bahkan ada nuansa salafi-nya. Lengkap sudah ulama yang satu ini dan, sekali lagi, bukan mustahil, inilah sosok pemimpin Islam Indonesia masa depan yang selama ini sulit dicari!!

Wallahu 'alam.

28-12-2017

*Sumber: fb penulis

Copy WA

Selasa, 26 Desember 2017

Waspadai LGBT

Tulisan dr Ani Hasibuan, ahli syaraf di RSCM, srmua tulisan nya di banned oleh FB karena semua seputar bahaya LGBT.

Silahkan disimak sebagai ilmu tambahan kita sebagai orang tua, sbb :

Sekedar berbagi cerita dari poli saraf utk ibu2, spy kita semakin gencar menjaga lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, n lingkungan sekolah

Sebab LGBT itu PREDATOR, mereka SANGAT AGRESIF. N kini, kita semua tau, mereka didanai oleh PBB n taipan2 kelas dunia. LGBT itu agenda zionisme, utk mewujudkan dunia satu komando (NEW WORLD ORDER)

Sejak 1997 sy berurusan dg para gay. Smp hari ini, belum pernah absen. Mereka pasien terbanyak HIV yg sy tangani. Yg hidup tinggal beberapa siy. Barusan suster sy lapor ada lagi yg meninggal 3 hari lalu, dg kriptokokus meningitis (infeksi jamur di otak)

Dari pengamatan sy,  Gay itu ada “kasta”nya
Ada yg dominan, biasanya yg punya uang n lbh tua secara umur, ada yg submissif, klu sy perhatikan, semacam “piaraan”. Piaraan ini berkasta juga, ada anak muda putih bersih klimis dari kalangan keluarga menengah, ada juga yg kelas sandal jepit (bukan yg harga 18 ribu ya 😔). Perlakuan dari yg dominan pd piaraan juga berbeda sesuai KW piaraan. Yg KW ori diperlakukan sgt istimewa. Waktu sy kerja di klinik hiv rscm, pernah dpt pasien mhsw univ swasta terkenal di jakarta, yg kena meningitis kriptokokus (jamur otak). Orang tuanya pekerja petrol, tinggal di dallas, US. Dia disini tinggal sendiri. Anaknya tampan, klimis, n kelihatan anak baik. Dominannya sering ikut mengantar klu kontrol. Jangan kaget ya, dominannya ini seorang AKTIVIS LSM ANTI-HIV. Itu klu si pasien sy ini mengeluh sakit kepala, si dominan ini mengelus2 punggung si submissif smbl bilang “sakit ya sayang? Yg mana yg sakit? Sabar ya sayang..” (untung sy msh setia pd sumpah hipocrates, klu sy berkhianat, si dominan itu mau sy suntik fentanyl 1000 cc biar mokat). Tapi sy prnh juga dpt seorg dominan yg kena infeksi di medulla spinalis, spondilitis TB, jd lumpuh kedua kakinya tiba2. Pas dirawat, submissifnya datang menemani. Itu dibentak2, gak ada sayang2, si submissif ini tampilannya siy kelas sandal jepit. Manggil dominannya “abaaaang..” (jijik ya dengarnya)
Ada juga piaraan bayaran. Satu pasien sy asal jogja (skrg sdh meninggal dg toksoensefalitis; bisul di dalam otak krn kuman tokso yg srg nempel di badan kucing, anjing) mengaku dia bayaran. Di”piara” seorg aki2 cina utk bayaran 1000 smp 2000 USD per bulan. Wang nya dia kirim ke jogja utk anak n istrinya 😩. Dia ini sejatinya bukan gay. Jd semacam pelacur lelaki. Kerja sbg caddy lelaki di satu lapangan golf di tangerang. Waktu ketahuan hiv n tokso, nangis meraung2, selama dirawat baca Qur’an terus, kalau sy periksa, sll terisak2 n bilang menyesal. Pas ketemu bininya, sy yg berkaca2. Sebab bininya perempuan berhijab rapi dg dua balita yg juga berhijab.
Ada juga gay kakak adik. Sejak kecil dikasih satu kamar n satu ranjang oleh emak bapaknya. Pas gede, tau2 yg kakak kena kripto. Dicek hiv positif, ditanya pasangannya siapa, dia bilang adiknya. Pas adiknya dicek, positif juga hiv nya. Kedua2nya sdh meninggal, dlm satu ruang rawat yg sama. Ayahnya smp anak2 itu dikubur pun gak pernah mau datang nengok...

Hati2 dg anak2, ajarkan mereka utk bertindak agresif klu ada yg coba2 menggoda (gay), jangan kasih ampun, langsung pukuli beramai2. Pengalaman sy dari anak2 yg kena goda para penyuka anus ini, mereka makin agresif klu yg digoda diam atau menunjukkan rasa takut. Tapi langsung berhenti kalau yg digoda langsung main fisik. (Beberapa anak muda yg digoda gay konsultasi ke sy bersama ortunya). N bila anak bepergian, jangan ijinkan kalau sendirian. Usahakan beramai2, spy nyalinya tdk ciut klu ada gay yg dtg menggoda. Mereka bisa tawarkan apa sj, bisa uang, bisa ancaman, bisa bujuk rayu. Dari wawancara dg pasien2 gay, mereka ini tadinya SEMUA pernah mengalami anal seks, sebagian besar secara paksa. Setelahnya mereka akan sgt dijaga n ditemani oleh kelompok gay. Pergaulannya diganti jd pergaulan gay, dst.

Cerita gay SEMUA TRAGIS... belum pernah sy dengar yg berakhir spt di cerita fairytopia... misalnya berakhir kayak Cinderella... kisah para gay berakhir  dengan tokso, kripto, TB, pnemonia, kandida, dan diujungnya, mati sendirian tanpa didampingi kaum nya...
sy gak ngerti knp pemerintah abai pd mslh ini... sejak 1997, prof sjamsurijal gak capek2nya mengingatkan, tapi faktanya, mereka semakin banyak...

Smoga Allah senantiasa melindungi kita n generasi penerus bangsa ini dari kezhaliman orang2 yg zhalim, amiin

#semoga bermanfaat
#copasgroupwa